Kamis, 12 November 2009

RSUP KARIADI Semarang





...Benar juga sesampe di ruang tunggu NICU RSUP Kariadi Semarang, ms boim tampak kebingungan. sebelum ms bicara, kembali aku tegaskan. “Insyallah aku kuat ms. kulo nggih pingin ngancani ais kados umi kancani kulo. Bobo sini aja ms. Mbo’an sewaktu-waktu ais butuh kita”
Ahirnya aq pun tidur di lantai selasar ruang tunggu NICU beralaskan tikar yang suamiQ pinjam dari ibu kontrakan di wonosobo. Dengan luka bekas jahitan cesar yang masih basah dan hanya ditutup perban.
Susah sekali waktu mau merebahkan diri. Sakit...sungguh sangat sakit. Aku menjerit menahan sakit yang luar biasa.”ya Allah...Astagfirullahal'adzim...awas mas. Ati2, waduh mine tolong...”. beberapa kali percobaan barulah, aku berhasil ditidurkan, ternyata metode yang tepat untuk meminimalisir sakit yakni: ketika ms memeluk pundakku dan menahan punggungku dengan kakinya terus ummi menangkap aku dari bawah kemudian merebahkan. Semua proses membaringkan dan menegakkan dari tidur, dengan posisi kakiku lurus, kaku kaya kayu.
Dan benar pula ternyata aku sungguh merepotkan. Terutama bagi suamiQ. Apalagi ketika harus ke kamar mandi. SubhanaAllah...betapa bahagia memiliki suami sebaik kamu ms. Semoga Allah melindungimu dan menjaga cinta kita amin.

Diam-diam ternyata ummi dan semua penghuni ruang tunggu ICU,NICU memperhatikan kami. Memperhatikan cara mas menyayangi aku dan memandang haru setiap kemesraan dan kekompakan kami heee (itupun kami ketahui setelah umi dan beberapa orang mengatakan hal itu)







ASI
Perjuangan yang sangat hebat.
Sejak di RSU WSB, abi sudah berusaha memeras ASI (karena ais dlm kondisi berkalung infus dan alat bantu pernafasan), tapi kodarulloh kurang lancar. Sesampe di semarang, ndak ada ruang privacy buat kami, krn biasanya abi yang membantu memeras. Akhirnya aku harus memeras sendiri di ruang suster di NICU. Tak pernah hati ini berhenti berdzikir. Ya aku berusaha meruqyah bayiQ.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar